1. Uap jenuh
Uap yang belum diberi perlakuan panas disebut uap jenuh. Ini adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau, mudah terbakar dan tidak korosif. Uap jenuh mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
(1) Ada korespondensi satu-satu antara suhu dan tekanan uap jenuh, dan hanya ada satu variabel bebas di antara keduanya.
(2) Uap jenuh mudah mengembun. Jika terjadi kehilangan panas selama proses transmisi, maka akan terbentuk tetesan cairan atau kabut cair di dalam uap sehingga mengakibatkan penurunan suhu dan tekanan. Uap yang mengandung tetesan cairan atau kabut cair disebut uap basah. Sebenarnya, uap jenuh kurang lebih merupakan fluida dua fase yang mengandung tetesan cairan atau kabut cair, sehingga keadaan yang berbeda tidak dapat dijelaskan dengan persamaan keadaan gas yang sama. Kandungan tetesan cairan atau kabut cair pada steam jenuh mencerminkan kualitas steam yang umumnya dinyatakan dengan parameter kekeringan. Kekeringan steam mengacu pada persentase steam kering dalam satuan volume steam jenuh, yang diwakili oleh “x”.
(3) Sulit untuk mengukur aliran steam jenuh secara akurat, karena kekeringan steam jenuh sulit dijamin, dan flowmeter umum tidak dapat secara akurat mendeteksi aliran fluida dua fase, dan fluktuasi tekanan steam akan menyebabkan perubahan steam. kepadatan, dan kesalahan tambahan akan terjadi pada indikasi pengukur aliran. Oleh karena itu, dalam pengukuran uap, kita harus berusaha menjaga kekeringan uap di titik pengukuran agar memenuhi persyaratan, dan mengambil tindakan kompensasi jika diperlukan untuk mencapai pengukuran yang akurat.
2. Uap super panas
Uap adalah media khusus, dan secara umum, uap mengacu pada uap super panas. Uap super panas adalah sumber tenaga yang umum, yang sering digunakan untuk menggerakkan turbin uap agar berputar, dan kemudian menggerakkan generator atau kompresor sentrifugal agar bekerja. Uap super panas diperoleh dengan memanaskan uap jenuh. Ini sama sekali tidak mengandung tetesan cairan atau kabut cair, dan termasuk dalam gas sebenarnya. Parameter suhu dan tekanan uap super panas adalah dua parameter independen, dan densitasnya harus ditentukan oleh kedua parameter ini.
Setelah uap superheated diangkut dalam jarak yang jauh, dengan adanya perubahan kondisi kerja (seperti temperatur dan tekanan), terutama bila derajat superheat tidak tinggi, maka akan memasuki keadaan jenuh atau jenuh dari keadaan superheated akibat penurunan tersebut. keadaan suhu kehilangan panas, berubah menjadi uap jenuh atau uap lewat jenuh dengan tetesan air. Ketika uap jenuhnya terdekompresi secara tiba-tiba dan besar, cairan tersebut juga akan menjadi uap jenuh atau uap lewat jenuh dengan tetesan air ketika mengembang secara adiabatik. Uap jenuh tiba-tiba mengalami dekompresi yang sangat besar, dan cairan juga akan berubah menjadi uap super panas ketika mengembang secara adiabatik, sehingga membentuk media aliran dua fase uap-cair.